Monday, April 17, 2006

PENGHAMBAANKU

samudra biru bebas lepas luas, tak seperti penghambaanku yang masih terbatas ,seribu luka dosa yang makin menganga takkan terobati dengan ramuan pahala yanga cuma sebelanga, kecuali kecuali bila Engkau sudi Ya Rabb, Rabb ampuni diri ini ampuni diri ini sampai sembuh kembali

Di banyak malam aku berdoa Karna diri ini trus merasa Bagai tanah lumpur yangh bernodatiada bersih hanya penuh celaDi banyak waktu aku tersadar hanya noda dan dosa terhamparMeski tetes air mataku menguraitak akan bisa mampu terleraiYa Allah hanya Engkau yang bisaAmpuni hamba tunjukkan cahayaYa Allah Engkau satu yang mampuPertolonganMu selamatkan akuTiada daya aku tuk melangkah Bertemu denganMu pun aku tak kuasatapi kepada siapa lagi ku memohonSelain kepadaMu ......kembali akuDi banyak hari aku mencobaSebut namaMu tuk mengingatkan Agar tak mengulang salah salah yang samaSalah yang selalu berakhir penyesalanMemang penghambaanku belumlah sempurnaSgala nilai ibadah masih terpakri duniawisegala nilai amalan masih terpetik pujianYa Allah tetapkan imanku untuk terus di jalanMu

aku adalah setitik buih ombak di lautan dunia ,tuntun aku Ya Rabb agar sampai ke pantaiMu untuk menghaturkan sedaya penghambaanku yang kupersembahkan hanya padaMu

Tuesday, April 11, 2006

INGAT MATI

Seseorang hanyalah pengembara
Berkelana mengikuti pundak umurnya
Mengarungi hari dan bulannya
Ia lalui siang dan malam
Semakin jauh dari kehidupan
Semakin dekat dengan kematian

Sungguh kematian itu merupakan pelajaran berharga bagi orang2 yang menyadarinya. Sebab kematian adalah peristiwa yang besar dan berat penderitaanya. Lebih2 bersikap melalaikan dan menutup diri untuk mengingat mati, juga tidak merenungkan soal kematian hingga menyambut kematian itu.
Semoga kita semua bukan golongan yang lengah untuk mengingat kematian. Sehingga menjadikan diri kita selalu siap dan menyiapkan diri menyambut mati dengan memperbanyak amal sholeh, mendekatkan diri pada Allah swt dan menjauhi larangan Nya. Dengan demikian kita selalu merasa senang untuk berjumpa dengan Allah swt, begitu sebaliknya, Allah swt pun merasa senang bertemu dengan kita. Amien...

Monday, April 03, 2006

MOZAIK GULITA (LAST)

Mari kita duduk bersama di pinggiran teras rumah kita. Sambil merenungkan, betapa siang menyayangi malam. Dia takkan melebihi apa yang telah menjadi haknya dan tidak mengurangi kewajibannya. Maka seperti itulah, sejujurnya ingin kusampaikan, aku mencoba untuk menahannya, tapi pada akhirnya semua tetap pada porsinya. Seperti itulah ingin ku tuturkan padamu tanpa harus dengan iringan air mata dan dada yang sesak karena sesuatu yang tertahan selama ini. Mencintai karena Allah swt adalah rizki. Rizki bukan sebatas harta. Ketakwaaan, keimanan adalah rizki. Bukankah persaudaraan itu akan membuahkan kekayaan, keridhaan, keamanan dan ketentraman? rizki apa yang lebih besar dari semua ini? tidakkah kamu rasakan kebahagiaan yang melebihi manisnya materi? tidakkah kamu rasakan dari jernihnya hati kita dan ketulusan cinta itu sendiri?

Sering aku berharap dapat mengukir langit. Memahatnya dengan tatah kerinduan yang kumiliki untukmu. Bila kamupun demikian, kerinduan seseorang yang saling menyayangi akan menciptakan pada dirinya ruh yang mengalir dan terbang tinggi di tengah malam gulita. Saat orang2 lelap dalam tidurnya, dan sebelum bersua, masing2 akan berhenti di hadapan sang Rahman dengan ruku' dan sujud padaNya dan berderai air mata. Hingga akhirnya malam itu, aku memutuskan untuk tidak berjumpa dalam kesemuan. Bangunlah... sadarilah bahwa air mata yang kamu tumpahkan dalam kesemuan itu mengikutimu sampai ke nyata. Tidakkah nikmat? Air mata ini adalah nikmat, jagalah nikmat tersebut dengan bilangan rakaat di tengah malam gulita saat orang2 yang tak bercinta pulas dalam tidur mereka. Aku mengajakmu bangun, jadilah imamku. Nikmatilah air mata itu bersamaku.

Dihari yang lain, ketika kamu berada di kejauhan sana. Sebelum pandanganku dapat menjangkaumu. Hanya telingaku saja yang selama ini dapat merasakan dirimu. Taukah kamu? samar2 telah kamu kamu ikat aku kuat2. Kamu ikat aku dengan kerinduan. Padahal tiada yang dapat memadamkan kerinduan kecuali satu pertemuan. Khkh... siapakah gerangan yang telah menyatukan dua hati kita dari kejauhan? Ingin rasanya aku mengungkap semuanya, tapi bagaimana? Inilah yang belum kita sepakati.... adakah kita akan sepakat selamanya? Kasih sayang dan perasaan yang melimpah untukmu ini memiliki alam di luar kita. Disanalah jiwa saling berkata, hati saling memanggil, menyebut nama, dan disana pulalah perasaan saling berbisik supaya masing2 dari kita dapat menyingkap tabir rahasianya... tapi ketahuilah semua ini diluar jangkauan ilusi, ini hanyalah gambaran benih cinta, cuma sebiji dari cinta karena Allah ta'ala.

Tampaknya aku harus mengatakan keluhanku padamu, bahwa bagaimanapun juga seseorang tak mungkin dapat hidup dalam kesendirian. Namun pada akhirnya keluhanku hanya terpantul kepada malam. Hubungan antar hati tidak membutuhkan lebih dari sekedar ketulusan niat dan kasih sayang. Dan sepatahkata dengan kejujuran pandangan cukuplah terasa bagi kita untuk membangunkan kalbu. Aku bersamamu dengan segenap jiwa, adapun ungkapan jiwaku merupakan sesuatu yang tidak bisa dibaca dan ditulis, karena ia berada diatas alam ilusi. Dalam tidurku, aku melihat seorang pemuda yang tak lain adalah dirimu. Aku merasakan hangat nafasnya, ketersambungan hatiku dengan hatinya sebab aku terus mengusahakan kasih sayangku yang tulus, keramahan dan doaku yang mendalam. Hari saat aku mengenalmu adalah hari yang paling berbahagia untukku. Suatu hari nanti (dengan hidayah) aku pasti mengenalmu. aku dapat mengenalmu dengan perasaanku. Maka, disaat itu firasatku takkan salah. aku tersenyum padamu sehingga kamu mendekatiku, lalu ku sambut uluran tanganmu, dan berbincang denganmu walau sesaat tapi cukup berarti. Kemudian hari2 akan berlalu membawa mimpi ke alam nyata.

---- Sukron to Sabba_