Paling indah adalah keterbukaan. Itulah paling tingginya tingkat ketulusan cinta antara dua saudara. Dia adalah tiang persaudaraan, penyangga kepercayaan. Semakin aku terbuka, semakin aku lega, jelas, lancar mengungkapkan dan mudah2an dapat dicerna. Aku tak takut kata2ku salah atas apa yang seharusnya aku sembunyikan. Apa yang lahir dari hati (Insya Allah) akan sampai ke hati. Pejamkan matamu... rasakan jalinan udara dan wangi menembus kulitmu. Menyusup perlahan pada nadimu. Rasakan denyutnya, hati yang mendenyutkan cinta karena Allah swt, pembicaraannya hanya ada dalam diam... dalam kekhusyukan... dalam untaian doa... dalam munajat... Semoga Allah ta'ala membukakan pintu hatimu untuk hatiku, memahamkan apa yang aku pahami, mempercayai seperti yang aku percayai. Maka aku kirimkan untaian doa untukmu dengan penuh kasih sayang, semoga kamu miliki tujuan akhir yang dapat terwujud.
Embuh menghadiahi pagi dengan kesegara. Dia hinggap pada rumput2 disela perdu, dan juga pada pucuk nyiur yang tertinggi. Embun lahir dimana saja. Pada tempat yang tinggi maupun yang rendah. Kamupun menghadiahi aku sebuah sapa, yang kurasakan seperti embun yang tingginya melebihi pucuk nyiur atau titik2 awan. Hal itu cukup membuatku gembira untuk mengulurkan semua yang kumiliki padamu. Ingin aku berikan apa yang aku pelajari dan kuringankan beban kesulitanmu, kuturutkan gembira atas apa yang kamu suka, yang kuinginkan bersamamu adalah surga yang luasnya seperti langit dan bumi. Itulah cita2 yang selalu menghantui pikiranku. Suaramu... takkan pernah terpisah dariku. Telingaku akan terus mendengarkan suara panggilanmu dalam keramaian sekalipun. DIA tau ketulusan kasih yang kubagi untuk saudaraku.
Perasaan yang berkecamuk dalam diriku, ingin rasanya aku titipkan pesan terakhir untukmu. Oleh karena itu, biarkan aku puas tinggal bersama sapamu, coretanmu sampai akhirnya kematian datang menjemputku setiap waktu. ingin aku sampaikan rahasia dibalik bilik hatiku. Adakah kamu juga memiliki kecintaan dan kasih sayang sepertiku, sembari mengharap berkah dari Allah swt? Sesungguhnya apa lagi yang aku inginkan? Cinta yang bergelora, yang menjadi tumpuan asa dan pelajaran.
Selanjutnya aku berjalan kembali menyusuri setiap insan. Ketika aku berdiri mengetuk rumah jiwamu, maka aku sangat yakin bahwa kamu akan membuka pintu hatimu bagi orang2 yang mencintaimu, menyayangimu, yang mendekatimu dan ingin bertanya padamu. Sungguh, aku akui menjaga cinta hati itu lebih berat daripada menjaga harta. Jiwa adalah harta yang paling berharga bagi orang yang punya hati dan dapat merasakannya. Janganlah lupa, dalam tulisan terdapat kehidupan dan kebahagiaan. Jiwa yang menulis ini hidup di sebuah tempat. Janganlah kamu meremehkan keinginan hatiku.
Manusia yang jumud, yang berhati batu, tidak pernah terpancar dari wajahnya keceritaan jiwa atau nuraninya, atau kehadiran sesuatu yang dapat memberinya watak untuk mencintai. Aku percaya dirimu bukanlah bagian dari apa yang aku goreskan sebelumnya. Selayaknya embun yang sejuk, seperti itulah dirimu. Sebagaimana cahaya bulan yang teduh, seperti itulah dirimu. Janganlah alpa, bahwa kamu punya aku, larilah menujuku, aku akan mencoba membagikan kelemah lembutan, mengumpulkan kepingan2 hatimu yang terserak, memeliharanya dan menanamkan kesabaran juga kecintaan. Kita akan sama2 belajar untuk itu.
Embuh menghadiahi pagi dengan kesegara. Dia hinggap pada rumput2 disela perdu, dan juga pada pucuk nyiur yang tertinggi. Embun lahir dimana saja. Pada tempat yang tinggi maupun yang rendah. Kamupun menghadiahi aku sebuah sapa, yang kurasakan seperti embun yang tingginya melebihi pucuk nyiur atau titik2 awan. Hal itu cukup membuatku gembira untuk mengulurkan semua yang kumiliki padamu. Ingin aku berikan apa yang aku pelajari dan kuringankan beban kesulitanmu, kuturutkan gembira atas apa yang kamu suka, yang kuinginkan bersamamu adalah surga yang luasnya seperti langit dan bumi. Itulah cita2 yang selalu menghantui pikiranku. Suaramu... takkan pernah terpisah dariku. Telingaku akan terus mendengarkan suara panggilanmu dalam keramaian sekalipun. DIA tau ketulusan kasih yang kubagi untuk saudaraku.
Perasaan yang berkecamuk dalam diriku, ingin rasanya aku titipkan pesan terakhir untukmu. Oleh karena itu, biarkan aku puas tinggal bersama sapamu, coretanmu sampai akhirnya kematian datang menjemputku setiap waktu. ingin aku sampaikan rahasia dibalik bilik hatiku. Adakah kamu juga memiliki kecintaan dan kasih sayang sepertiku, sembari mengharap berkah dari Allah swt? Sesungguhnya apa lagi yang aku inginkan? Cinta yang bergelora, yang menjadi tumpuan asa dan pelajaran.
Selanjutnya aku berjalan kembali menyusuri setiap insan. Ketika aku berdiri mengetuk rumah jiwamu, maka aku sangat yakin bahwa kamu akan membuka pintu hatimu bagi orang2 yang mencintaimu, menyayangimu, yang mendekatimu dan ingin bertanya padamu. Sungguh, aku akui menjaga cinta hati itu lebih berat daripada menjaga harta. Jiwa adalah harta yang paling berharga bagi orang yang punya hati dan dapat merasakannya. Janganlah lupa, dalam tulisan terdapat kehidupan dan kebahagiaan. Jiwa yang menulis ini hidup di sebuah tempat. Janganlah kamu meremehkan keinginan hatiku.
Manusia yang jumud, yang berhati batu, tidak pernah terpancar dari wajahnya keceritaan jiwa atau nuraninya, atau kehadiran sesuatu yang dapat memberinya watak untuk mencintai. Aku percaya dirimu bukanlah bagian dari apa yang aku goreskan sebelumnya. Selayaknya embun yang sejuk, seperti itulah dirimu. Sebagaimana cahaya bulan yang teduh, seperti itulah dirimu. Janganlah alpa, bahwa kamu punya aku, larilah menujuku, aku akan mencoba membagikan kelemah lembutan, mengumpulkan kepingan2 hatimu yang terserak, memeliharanya dan menanamkan kesabaran juga kecintaan. Kita akan sama2 belajar untuk itu.