Rasa yang kupunya untuknya, aku umpamakan seperti embun pagi yang kelihatan gemerlap untuk kemudian menguap dan lenyap oleh cahaya mentari yang semakin panas.
Namun ternyata salah. Dia tetap berada di hatiku. Yang aku kira hanya perasaan semusim dan hanya lintasan dalam hidupku saja, ternyata tetap hidup dan berkembang dalam jiwa.
Seperti sebutir embun pagi, meski kelihatannya lenyap tapi keesokan harinya akan muncul kembali dengan anggunnya dan berkilauan tertimpa cahaya pelangi mentari pagi.
Dan selama dunia berputar, selama itu pula embun pagi-ku akan muncul kembali dengan megahnya diatas dedaunan.
~Qoirina NK~
Thursday, September 14, 2006
Subscribe to:
Posts (Atom)