Tuesday, January 31, 2006

Bila saja kau tak pernah bersamanya
Tentu tak sesukar ini jadinya
Bila ku tak mengingat masa lalumu
Tentu kau sudah menjadi milikku
Sungguh ku akui masih perlu waktu
Untuk bersama denganmu
Tetapi jangan pernah kau mencoba menghilang
Dan mencoba menjauh menjauh dariku
Dan meskipun diujung dunia kau bersembunyi
Aku pasti kan mencarimu
Bila ku tak mengingat masa lalumu
Tentu kau sudah menjadi milikku
Sungguh ku akui masih perlu waktu
Untuk bersama denganmu

Sunday, January 22, 2006

siapa yang mau isik2 kepalakuuuu? aku kangen, kangen ada yang isik2 kepalaku. Banyak orang yang punya telinga, banyak yang bisa mendengar, tapi mereka semua cuma menyediakan telinganya saja, tidak dengan hatinya.

Monday, January 16, 2006

Inspirasiku

Puisi dalam keheningan adalah ketika aku belajar mengenalmu
Puisi dalam kesunyian adalah ketika aku mulai menjajari langkahmu
Kau lebih banyak menyimpan misteri daripada malam
Wahai jiwa pengembara, Baitmu adalah penaku dalam menulis kehidupan
Suaramu.. Yach berikanlah pendengaranku ini sepatah saja suaramu
Jadikanlah bayangmu yang tak pernah hadir padaku sebagai Inspirasiku.

Senja di Pasar Kabangan

PERTAMA, BIARKAN AKU TERSENYUM MENGINGAT PERTEMUAN KITA. BIARKAN JADI PENGOBAT RINDUKU YANG LAIN SAT AKU MERINDUKAN SATU HAL YANG BERBEDA. BIARKAN SEPANJANG JALAN YANG KULALUI MEMENDAM CERITAKU. BIARKAN PASAR KABANGAN MENYEMBUNYIKAN RASAKU DALAM KESUNYIANNYA. MUSHOLA BELAKANG PASAR, TUKANG BECAK YANG MENATAP HERAN, SOLO YANG MENJADI KENANGAN.BIARKAN KERNET ITU TERSENYUM DAN MENGEJEK " UCAPKAN SELAMAT TINGAL PADANYA" SAAT TERAKHIR KUCIUM TANGANMU SEMBARI MENGUCAP SALAM. DAN SEJAK KAKIKU MENINGGALKAN JEJAK - JEJAK MASA LALU. AKU ENGGAN MENOLEH KEBELAKANG, MESKI ITU KULAKUKAN. DAN KAU TETAP DISANA, DUDUK DIATAS RODA DUA. MENATAPKUKAN DIRIMU? MENATAP AKU SEBAGAI TEMPATMU BERLARI DARINYA?

KEDUA, IJINKAN AKU SELALU MENGINGAT MASA ITU. IJINKAN AKU INGAT BETAPA KAU BEGITU JAUH BERBEDA DARI LEMBAR - LEMBAR FOTO YANG KAU KIRIMKAN. NAMUN KAU TETAP SAMA, KAU MEMBUAT HATIKU MERASA TAKUT DAN TUNDUK. JANGAN KHAWATIR, JUSTRU ITU YANG KUCARI, SESEORANG YANG MAMPU MENGENDALIKANKU, DAN AKU MENIKMATI ITU. INIKAH SOSOK YANG MEMBUATKU MENANGIS? DAN SAAT AKU BENAR - BENAR TELAH BERADA DIHADAPANMUPUN AKU MASIH MENANGIS TANPA AIR MATA.

KUBUAT DIRIKU TERSENYUM DENGAN MENGINGAT PERTEMUAN ITU. BILA BOLEH, MASIH KUSIMPAN SENYUMMU YANG DAMAI, TATAPANMU YANG TEDUH DAN TAK MAMPU KUCERNA MAKNANYA, MASIH ADAKAH SESUATU UNTUKKU DISANA? AKU JUGA MENGEMAS SUARAMU DALAM INGATA, SESEKALI KUPUTAR KEMBALI BILA AKU MENGINGINKANNYA. MOHON JANGAN KAU MINTA KEMBALI SUARA, TATAPAN DAN SENYUMMU YANG KUSIMPAN ITU. JANGAN KAU AMBIL SEJUMPUT KENANGAN YANG KUPUNGUT DI PINGGIR PASAR KABANGAN.

DUA JAM DENGANMU DI SANA, AKANKAH KAU INGAT ITU? AKANKAH KAU SIMPAN JUGA SENYUMKU, SUARAKU DAN LESUNG PIPIKU YANG KAU CURI DENGAN LEMBUT KALA ITU? KHKH... AKU TAKKAN PERNAH BERHENTI BERDOA HINGGA AKU TAK BOLEH MEMINTA KAU LAGI.

Saturday, January 14, 2006

Dan Langitpun Masih Biru

Bibirnya terus bercerita tentang apa yang dia rasakan dan dialami selama ini. Sesekali di permainkan retsleuting jaket yang dia bawa naik turun. Pasti retsleuting itu protes kalau bisa bicara. Aku dengar cerita demi cerita dengan seksama, kulihat matanya kadang basah. Dan ujung jilbabku-pun pasti akan protes juga kalau bisa bicara, karena ku ikat - ikat kemudian kulepas lagi. "Seandainya kau tau..."

Yach! dia tau ketika kami saling mengulurkan tangan "Lihat! lihat baik2!" paksaku padanya. Sudah kuduga reaksinya akan begitu. Alhamdulilah aku berada di rumahku sendiri, setidaknya aku tak kan menerima tamparan atau pukulan darinya. Meski dia hampir melakukan itu, aku hanya menunduk dan dia merengkuh kepalaku, menyatukan kening kami sambil merintih menyesali. "Sudah jangan tangis - tangisan, ini rumahku dan aku tak ingin penghuni disini tau" Kukembalikan letak dudukku dan mencoba menahan bulir-bulir air mata yang hampir lolos dari pelupuk. "Barangkali aku kemakan omonganku sendiri, tapi sudahlah! kalau aku bilang aku menyesal apa kau percaya? aku tidak butuh kepercayaan orang lain bahwa aku menyesal. Aku sudah bicara pada Dewi, seperti reaksimu juga, bahkan dia lebih kaget hingga tak mampu bicara, tapi aku tegaskan padamu seperti pada teman-teman yang lain. Jangan pikirkan apa yang telah terjadi, sekarang bantulah aku untuk memperbaiki diri. Oke!" Masih dalam rupa campur aduk dia menatapku. Kupasang senyum, miring kanan kiri sambil Ting! sedikit kerlingan "He..he.. dasar! kau tak berubah" Berhasil! tertawa malah. "ragaku berubah, tapi jiwaku tidak" "Huuu...." Cibirnya.

Teman, bagaimana denganmu? tidakkah kau.. Dan ceritamu berlanjut, semakin parah. Manusia macam apa dia yang kau sebut bisa mengarahkan dan membuatmu taat, tapi... Ya Allah... Banyak yang kujelaskan padanya, tapi aku tau kemampuanku masih terbatas, kita sama tapi tapi berbeda. Bahkan kau lebih pandai dari aku. "Kalau kau bertemu dengannya, maukah kau melakukan sesuatu untukku? bawakan hati dan otaknya padaku, biar aku tau seperti apa dia. Punya pemikiran seperti apa dia?" aku sedikit geram mengatakan itu.

Teman waktu kubilang "Dalam setiap persoalan kita sebenarnya tau kuncinya, tapi sedikit dari kita yang tau dan mau menggunakannya" kau membenarkan. Itu bukan sekedar kata yang indah atau benar saja, toh aku juga spontan mengucapkannya, sespontan aku berkata "Wanita pandai menyembunyikan rahasia dan laki2 pandai membongkarnya" Kau tau satu - satunya jalan adalah memutus ikatanitu. Untuk apa aku jauh - jauh pulang, melepas pekerjaan, tidak sedikit yang memprotes keputusanku? Aku tau yang terbaik untuk diriku. Dan aku tau bila aku tetap disana, aku takkan pernah lepas. Aku pulang teman, Cinta lain telah memanggilku. Dan tak satupun bisa mencegahku. Yang pertama adalah tekat untuk berubah. Jangan pikirkan keluarga dan faktor lain. Tapi dirimu sendiri, kau aka berubah karena dirimu sendiri. Kata - kata yang slalu kutekankan pada sahabat dan saudaraku "Jangan berubah demi orang lain, demi aku tapi berubahlah demi dirimu sendiri" Khkh... Ya Allah, pahamkanlah apa yang kusampaikan padanya.

Simanis yang mungil, cerewet dan manja tapi lucu dan baik hati itu telah berada dalam angkot "dadah...." tangannya melambai - lambai digiring senyum dan kusambut dengan senyum pula. "Hati - hati ya... taubat ya.. pakai jilbab ya.." Ya Allah bila Engkau berkehendak... Ah... Alhamdulilah, dan langitkupun masih biru, sebiru baju tidurku, sebiru handukku yang bergambar gajah berpose genit, sebiru hatiku, sebiru kasih sayangku pada diriku sendiri, keluarga, saudara, teman dan sekitarku. Sebiru keinginanku kelak untuk mendapat Qoirina Nur Kamastyaka.

Wednesday, January 11, 2006

Corat Coret

Sungguh beruntung orang yang berjalan dalam cahaya. Cahaya membawa keteguhan hati. Hidayah adalah cahaya. Berbahagialah yang selalu rindu hidayah. Berbahagialah diselimuti cahaya Allah swt.

Sedari dulu hati inipun merindu
akan ketenangan jiwa
ketentraman hidup
dimana lagi aku temukan arti sebuah hidup
kemana lagi kudapati cinta yang hakiki
ternyata datanglah sinar yang seiring
akan selalu kusyukuri nikmat yang tlah diberi
petunjuk hidayah Illahi Rabbi
Hamba kan mengabdi.
Cintailah aku walau KAU tak butuh cintaku
jagalah hatiku agar selalu mencintaiMu
Izinkan aku untuk menjadi bunga
yang mekar dan mewangi di telaga kautsarMu
Kuhanya mengemis cintaMu
dan mengais rindu dibelaiMu
bukalah pintu cintaMu dan bercahayalah hatiku
Suara ini senandung langitku tentang cinta.....
btw, ada yang pernah dengar/baca lirik2 diatas tidak? kemarin dengar di radio. Subhanallah... bikin merinding.

HAH ( 8 Jan 06)

"Dari pertama aku dan Mas San sms-an, telp2-an, kopi darat, ketemu beberapa kali, di lamar dan akan menikah itu sudah banyak membuatku terkejut. Banyak kejutan yang dia buat untukku dan aku cuma bisa bilang "Hah?!" atau mengangguk, sekarang gantian donk kalian yang aku buat terkejut, jadi tunggu saja undanganku" Vie ngomong gak ada titik komanya. (^.^)! Ya... ya.. kakakku, akan kutunggu beritanya dan aku akan bilang "Hah?!". Hah?! rasanya baru kemarin aku pakai kaos kaki berenda, kalungan gembes dituntun mbah kakung berangkat sekolah TK, begitu aku menoleh eh... saudara2ku sudah dilamar dan tinggal menunggu hari H-nya. Ken... sudah siapkah dirimu menyusul? Alhamdulilah, calon kakak2 iparku adalah pribadi2 yang matang, mapan dan begitu dewasa. Bagaimana tidak? apa karena usia mereka yang rata2 30 - 35 ya, jadi kalau cewek, perawan tua, kalau cowok perjaka tua, so mereka begitu dewasa dan ngemong? "aduh! kok aku dicubit?!" protesku pada Mbak Christ yang mendaratkan tangannya dipinggangku dan mereka cuma tertawa. Hah?! ternyata aku ngomong, perasaan tadi cuma dalam hati, kok bisa-bisanya keluar suara. Tapi... Subhanallah... Allah swt memang seniman sejati, dari teman2 saja kisah kasihnya macam2 dan indah. Gimana kalau sedunia ya? Untuk selanjutnya kami (khususnya aku) masih tertawa dan terkagum-kagum dengan cerita vie. Benar2 hah?! Dan... Hah?! eh... Alhamdulilah aku mulai lagi bacaanku dari awal, khatam kemarin juga "Hah?!" tersendiri, karena setiap ingat seseorang aku melarikan diri dan hati pada bacaanku. Seberapa seringkah aku merindukannya sampai aku kaget sendiri "kok cepat khatamnya?" Hah?! eh... Alhamdulilah.